Sarman Mengucapkan ...

Selamat Datang di Blog Sarman To Mandar


Friday, September 16, 2011

Menyamak Kulit Bangkai

       Kulit bangkai bisa jadi suci dengan disamak, kecuali kulit anjing, kulit babi/ celeng, dan binatang yang lahir dari keduanya (anjing, babi).
        Dalam salah satu hadits Shahih Riwayat Jama'ah, kecuali Ibnu Majah: Bahwasanya Rasulullah s.a.w. mendapati bangkai seekor kambing biri-biri yang disedekahkan kepada bekas Maulah Maimunah. Maka sabda Rasulullah s.a.w. mengapa kamu semua tidak manfaatkan kulitnya? Para sahabat menjawab : "Sesungguhnya itu adalah bangkai." Jawab Nabi s.a.w  "Sesungguhnya yang diharamkan itu adalah memakannya."
        Dari hadits ini para ulama berbeda pendapat tentang kesucian kulit bangkai yang disamak. An-Nawawi di dalam "Syarah Sahih Muslim" (شرح صحيح مسلم ) menyebut terdapat tujuh perbedaan pendapat ulama dalam perkara ini.

Pertama
       Mazhab as-Syafi'i berpendapat semua kulit bangkai suci dengan disamak kecuali kulit Anjing dan Khinzir atau yang lahir dari salah satu dari dua binatang ini. Samak ini dapat menyucikan kulit bagian dalam dan luar, boleh menggunakannya juga untuk kegunaan basah dan kering. Diriwayatkan juga pendapat ini daripada Ali bin Abi Tolib r.a. dan Abdullah bin Mas'ud r.anhuma.

Kedua
       Semua kulit bangkai tidak suci dengan disamak. pendapat ini diriwayatkan daripada Umar bin al-Khattab, Abdullah bin Umar, dan 'A-isyah r.'anhum. Ini juga pendapat yang paling masyhur diantara dua pendapat Ahmad. Dan salah satu dari dua pendapat dari Malik.

Ketiga
       Samak hanya dapat menyucikan kulit bangkai yang halal dagingnya. Ia tidak dapat menyucikan kulit binatang yang tidak halal dagingnya. Ini pendapat al-Auza'ie, Ibn al-Mubarak, Abi Thur dan Ishak bin Rahuwaih.

Keempat
       Samak boleh menyucikan semua kulit bangkai melainkan Khinzir. Ini adalah pendapat Mazhab Abu Hanifah.

Kelima 
       Samak dapat menyucikan semua bangkai cumanya hanya di bagian luar bukan di bagian dalam. Digunakan dalam keadaan kering bukan dalam keadaan basah. Ini adalah pendapat Malik yang masyhur berdasarkan hikayat dari sahabat-sahabatnya.

Keenam 
       Samak menyucikan semua kulit termasuk kulit Anjing dan Khinzir bahagian dalam dan luar. Ini adalah pendapat Mazhab Daud dan Ahli-ahli Zohir, dan dihikayatkan dari Abi Yusuf.

Ketujuh 
       Dapat dimanfaatkan kulit bangkai walaupun tidak disamak. Ini adalah pendapat az-Zuhri.
        Kesemua perbedaan pendapat ini timbul disebabkan berbedanya cara timbangan yang dilalui oleh ulama-ulama bila berdepan dengan hadits-hadist Nabi yang bersangkutan dalam persoalan ini.

As-Syeikh Abdul Aziz Abdullah bin Baz menyebut :

"Telah thabit dari Nabi s.a.w. bahawasanya baginda bersabda
: إذا دبغ الجلد a33;?قد طهر Maksudnya : "Apabila disamak kulit (bangkai) maka ianya menjadi suci." Dan sabda Baginda : دباغ جلود الميتة طهورها Maksudnya : "Menyamak kulit bangkai itu menyucikannya."
        Namun para ulama berbeda pendapat dalam perkara ini, apakah hadith ini menunjukkan hukumnya secara umum mencakup semua kulit bangkai, ataupun khusus kulit bangkai yang halal. Maka tidak ada perbedaan pendapat bahwa kulit bangkai yang halal jika disamak seperti Unta, Lembu, Kambing adalah suci dan boleh menggunakannya dalam semua keadaan, berdasarkan pendapat yang lebih kuat dari beberapa pendapat para ulama.
       Adapun kulit babi dan Anjing dan seumpama keduanya yang tidak halal dengan disucikan maka membersihkannya dengan menyamak terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Maka sebagai langkah berhati-hati (الأحوطwink ialah dengan meninggalkan dari menggunakannya, kerana beramal dengan sabda Nabi s.a.w. "Sesiapa yang menjaga diri dari perkara syubhah maka telah terpelihari agama dan kehormatannya." Dan sabda Baginda : "Tinggalkanlah apa-apa yang meragukan kamu kepada apa-apa yang tidak meragukan kamu." - Taman perkataan Bin Baz.

Wallahu a'lam

No comments:

Post a Comment