Sarman Mengucapkan ...

Selamat Datang di Blog Sarman To Mandar


Wednesday, September 21, 2011

Fenomena Wikileaks

       Masih ingat berita tentang wikileaks yang menggemparkan seluruh dunia karena berbagai bocoran kontroversial yang diekspos ke dunia maya ? Dokumen-dokumen rahasia yang sebagian besar diambil dari jaringan Pemerintah Amerika Serikat itu berisi berbagai borok yang selama ini selalu berusaha ditutupi oleh pemerintah negara adidaya tersebut. Berikut adalah tulisan yang dikutip dari buku "Wikileaks situs paling berbahaya di dunia" karya Haris Priyatna.


Wikileaks tampil berupa situs internet yang membeberkan dokumen-dokumen rahasia berbagai negara dan perusahaan internasional. Ia bertindak atas dasar sikap bahwa informasi adalah hak semua orang dan pentingnya keterbukaan pemerintahan. Pada Desember 2006, situs ini menerbitkan dokumen pertamanya: sebuah keputusan dari Pengadilan Islam Somalia untuk mengeksekusi para pejabat pemerintah. Setelah itu, mereka terus beraksi: membeberkan dokumen-dokumen terkait penjara Guantanamo Bay, isi e-mail yahoo! mantan calon Presiden AS Sarah Palin, laporan tentang pengadilan ekstrayudisial kasus pembunuhan di Kenya dan Timor Leste, dan daftar anggota Partai Nasional Inggris yang berideologi neo-Nazi.
       Pada April 2010, Wikileaks merilis video rekaman pembantaian terhadap 12 warga Irak, termasuk dua wartawan Reuters. oleh tentara Amerika dari sebuah helikopter Apache di Baghdad. Wikileaks terus merangsek dengan membocorkan 91.000 dokumen rahasia miliki Pentago tentang Perang Afganistan. Disusul kemudian, ia menayangkan 391.832 dokumen rahasia tentang perang Irak, bocoran yang paling memalukan tentang perang itu.
       Aksinya yang terbaru adalah membocorkan 251.287 dokumen kawat diplomat AS yang membuat para pejabat Paman Sam dan banyak pemimpin dunia kebakaran jenggot. Dokumen-dokumen itu bersumber dari 274 kedutaan Besar Amerika Serikat di berbagai belahan dunia, termasuk dari Departemen Luar Negeri AS. Ini adalah kebocoran rahasia paling besar dalam sejarah diplomatik.
       Menurut pernyataan di situsny, Wikileaks sengaja mencicil publikasi dokumen itu, agar setiap tema mendapatkan perhatian publik yang memadai. Jika dilepas sekaligus, rahasia negara yang penting bisa luput dari perhatian. kawat-0kawat itu menunjukkan bagaimana AS memata-matai sekutu-sekutunya dan PBB, menutup mata atas korupsi dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di negara-negara yang bergantung padanya, dan lobi untuk perusahaan-perusahaan Amerika. Wikileaks mengungkapkan bahwa penerbitan dokumen ini menyingkap kontradiksi antara penampilan AS di depan umum dan apa yang ia katakan di belakang layar.
        Setiap murid sekolah Amerika diajari bahwa George Washington- Presiden pertama negara itu tak bisa berbohong. Jika pemerintah-pemerintah sesudahnya terus memegang prinsip yang sama, luapan bocoran dokumen ini adalah hal yang betul-betul memalukan. Namun, pemerintah AS malah memperingatkan pemerintah negara-negara lain n- bahkan yang paling korup di seluruh dunia untuk mempertahankan diri dari bocoran-bocoran yang akan datang.
       Kehebohan terus terjadi seiring dengna bocoran dokumen kawat diplomatik AS ini. Terungkap bagaimana AS menyebut Rusia sebagai "negara mafia" dan para pemimpinnya diibaratkan tokoh komik Batman dan Robin. Kanselir Jerman Angela Merkel disebut "Teflon" sebab tak banyak yang menempel padanya. Angela juga dipandang tak berani membuat perubahan besar.
       Sebuah kawat mengungkapkan bahwa para pejabat Amerika Serikat ingin memindahkan para tahanan Guantanamo ke luar negeri sehingga mereka siap untuk membuat kesepakatan apa pun dengan negara yang bersedia mengambil para tahanan itu. Mereka menawari Kiribati - Negara pulau kecil di Pasifik- insentif jutaan dolar untuk menampung tahanan Muslim Cina. Mereka juga membujuak para pejabar Slovenia untuk mengambil seorang narapidana kalau mereka mau bertemu dengan Presiden Obama. Sementara itu kepada Belgia, mereka mengatakan bahwa mengambil para tahanan Guantanamo adalah cara yang murah untuk mendapatkan posisi terkemuka di Eropa.
       Sebuah kawat rahasia yang dikirimkan dari kedutaan Besar Amerika kepada takhta suci Vatikan mengungkapkan bahwa Paus terus menentang bergabungnya Turki dengan Uni Eropa. Pada 2004, Kardinal Ratzinger, yang kemudian menjadi Paus, menyatakan menolak keanggotaan negara Muslim dalam Uni Eropa. Kawat yang dirilis Wikileaks itu menunjukkan bahwa Ratzinger  berperan besar dalam usaha memasukkan "Akar Kristen" dalam konstitusi Uni Eropa. Diplomat Amerika yang mengirimkan kawat tersebut mencatat bahwa Ratzinger "sangat memahami bahwa membiarkan sebuah negara muslim masuk ke dalam Uni Eropa akan melemahkan fondasi Kristen Eropa".
       Sementara itu, sebuah memo diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat di Dhaka, Bangladesh, menyingkap bahwa pemerintah Inggris telah melatih kekuatan para militer Bangladesh yang dikenal sebagaii pembunuh milik pemerintah. Dilaporkan ribuan orang tewas dibunuh oleh kelompok ini dalam beberapa tahun terakhir. Pada memo itu disebutkan perincian latihan teknik interogasi dan standar operasi militer Pemeringah Inggris bagi Batalyon Aksi Cepat (RAB) Bangladesh.
       Dari Yaman, terungkap bahwa pemerintah Yaman selama ini menutupi AS dalam perang melawan Al-Qaeda dengna menyatakan kepada publik bahwa serangan-serangan yang dirancang Departemen Luar Negeri AS adalah serangan Yaman. " Kami akan terus mengatakan bom-bom itu adalah miliki kami, bukan milik Amerika," kata Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh kepada Jenderal David Petraeus pada Januari 2010.
       Setidaknya ada dua rahasian behob bocoran Wikileaks yang berkaitan dengan Arab Saudi. Pertama, Raja Arab Saudi Abdullah ternyata sering mendesak Amerika Serikat untuk menyerang Iran, menurut Duta Besar AS di sana. "Potonglah kepala ular itu," kata sang Raja pada 2008, meminta serangan militer terhadap program nuklir Iran yang sedang berkembang. Pemerintah Saudi juga meminta "Sanksi keras dari Amerika Serikat dan Dunia Internasional terhadap Iran".
       Bocoran heboh kedua adalah tentang adanya dunia seks bebas dan narkoba di balik kesalehan formal Kerajaan Arab Saudi. Para Pejabat Konsulat AS di Jeddah menggambarkan sebuah pesta bawah tanah, yang digelar pada 2009 oleh seorang anggota keluarga kerajaan, yang menabrak semua tabu di negara itu. Minuman keras dan para pelacur hadir dalam jumlah berlimpah, demikian menurut bocoran itu, di balik pintu gerbang villa yang dijaga ketat. Menurut bocoran itu, beberapa rumah mewah di Jeddah memiliki ruang bawah tanah berupa bar, diskotik, dan klub.


Indonesia Juga
       Bocoran-bocoran rahasia di atas sangat mengejutkan. Indonesia pun tidak luput disebut dalam kawat-kawat diplomatikn yang dibeberkan Wikileaks. Kawat diplomatik yang berasal dari Kedutaan Besar AS di Jakarta jumlahnya total ada 3.059 buah. Dokumen rahasia, dengan kategori confidential 1.451 buah, dan kategori secret ada 98 buah.
       Salah satu kawat dari Jakarta melaporkan bahwa diplomat Amerika percaya badan Intelijen Negara (BIN) menyiapkan banyak skenario pembunuhan untuk aktivis HAM Munir Said Thalib. Laporan kawat yang dikirim pada April 2007 itu didapatkan The Sydney Morning Herald dari Wikileaks. Dalam kawat itu disebutkan bahwa diplomat Amerika di Jakarta mendapat penjelasan kasus Munir dari keterangan beberapa pejabat tinggi kepolisian Ri. "BIN punya berbagai skenario pembunuhan, termasuk menggunakan penembak jitu, peledakan mobil, dan bahkan ilmu hitam," ungkap laporan tersebut. Tetapi, "Berbagai upaya itu gagal sebelum akhirnya Munir diracun dalam perjalanan ke Amsterdam pada Oktober 2004."
       Laporan itu menjelaskan pula kepada Washington bahwa diplomat Amerika di Jakarta ragu Indonesia akan mengadili "dalang" di balik salah satu skandal terbesar di Indonesia itu. Keraguan pejabat Kedutaan Amerika di Jakarta itu berdasarkan pengakuan seorang pejabat kepolisian Indonesia yang menyebutkan dugaan "keterlibatan tingkat tinggi" dalam pembunuhan tersebut.
      Informasi sensitif lain yang dimuat Wikileaks adalah masalah peralatan militer untuk Kopassus. Sejak 1999, Kongres melarang militer AS melatih tentara negara lain yang dianggap melanggar HAM, termasuk Kopassus Indonesia. Namun, Departemen Pertahanan AS masih melatih Kopassusi yang disetujui oleh Kedutaan Besar AS di Jakarta. Masih terkait militer, pemerintahan Bill Clinton pernah menekan pemerintah RI agar menerima kehadiran pasukan perdamaian internasional di Timor Timur usai jajak pendapat 1999 yang disusul dengan kerusuhan. Jika RI tidak mau menerima pasukan perdamaian, AS mengancam akan menghentikan bantuan ekonomi.
     Ada pula laporan mengenai Pemili 2004. Dalam laporan yang menyebut SBY sebagai the thinking general itu, dinyatakan bahwa AS tak menghendaki Wiranto menjadi Presiden RI. Wiranto dianggap bersalah dalam kasus Timor Timur. Pada Pebruari 2003, penuntut PBB memang mendakwa Wiranto atas pelanggaran HAM di Timor Timur tahun 1999 dan perintah penahanan telah dikeluarkan interpol, yang berarti dia bisa ditahan jika meninggalkan Indonesia.
     Sebuah bocoran kawat diplomatik yang khusus diberikan oleh Wikileaks kepada surat kabar Australian the age mengungkapkan praktek-praktek kotor TNI dan Polisi di Papuan. Dalam serangkaian kawat diplomatik itu tersingkap bahwa PT Freeport sering berkeluh kesah kepada Kedubes Amerika Serikat Jakarta. Selama bertahun-tahun, PT Freeport mengaku menyetor uang ke pihak TNI dan Polosi untuk mengamankan bisnis Freeport di Papua.
      Para pemimpin Militer di Papua juga dituduh melakukan pemerasan atas penyelundupan obat-obatan dan penebangan liar di perbatasan Papua Nugini. "Para pejabat Indonesia menyatakan bahwa TNI memiliki banyak tentara di Papua daripada yang diakuinya, terutama untuk melindungi dan memfasilitasi kepentingan TNI dalam operasi-operasi penebangan liar", ungkap kawat itu.
      Bocoran-bocoran mengenai Indonesia tidak hanya bersumber dari kawat diplomatik Kedubes AS di Jakarta, tetapi ada juga yang bersumber dari Kedubes negara lain, seperti dari Kedubes AS di Beijing. Wikileaks melansir kawat diplomatik berkode classified tertanggal 5 maret 2007 dengan referensi Beijing 1448. Isinya, percakapan antara Wakil Menteri Luar negeri Cina Cui Tianhai, Dirjen urusan Asia Departemen Luar Negeri Cina Hu Zhengyue, dan pejabat deplu AS Eric John. Dalam kawat itu, disebutkan Cina memiliki misi untuk menyekulerkan umat Islam Indonesia," Kata Hu kepada John yang menanyakannya. Cara untuk membuat muslim di Indonesia lebih sekuler menurut Hu adalah dengan mendorong interaksi muslim Indonesia dengan muslim China. Jika hubungan antarumat Islam di kedua negara kian erat, diharapkan Muslim Indonesia bisa tertular sifat muslim Cina yang sekuler karena kontro ketat pemerintah Komunis.

Pro dan Kontra
      Tentu banyak yang berang dengan bocoran-bocoran rahasia Wikileaks. Menteri Luar Negeri AS HIllary Clinton mengecam Wikileaks, "Pengungkapan ini bukan hanya serangan terhadap kepentingan Amerika, melainkan juga serangan terhadap komunitas internasional". Presiden Obama sendiri menyebut tindakan Wikileaks "menyedihkan". Peter King, ketua komite Keamanan di DPR Amerika Serikat menyatakan Wikileaks harus dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris karena menimbulkan bahaya bagi keamanan nasional Amerika Serikat. Salah seorang politikus senior Amerika, Mike Huckabee, bahkan menyerukan agar siapa pun yang membocorkan dokumen itu harus dihukum mati.
       Badan-badan pemerintah Federal AS telah mengeluarkan peringatan, setiap pegawai negeri di negara itun yang membaca bocoran dokumen kawat diplomatik di Wikileaks bisa dipecat dari pekerjaannya. Beredar pula surat elektronik yang berisi peringatan bahwa pelajar dan mahasiswa yang ketahuan membaca dokumen itu atau mengomentari isinya di situs jejaring sosial bisa terancam tak akan diterima bekerja sebagai pegawai negeri di AS.

No comments:

Post a Comment