Sarman Mengucapkan ...

Selamat Datang di Blog Sarman To Mandar


Friday, August 8, 2014

Aljazair, BUMN, dan Persepakbolaan Indonesia .....

Gelaran Piala Dunia Brasil 2014 telah rampung dengan Jerman keluar sebagai jawara. Ada begitu banyak kisah perjuangan dari seluruah atlet yang tampil membela nama bangsa di kancah internasional. Tidak semuanya berakhir manis. Brasil misalnya, berstatus tuan rumah dan difavoritkan menjadi juara, namun hanya bisa selesai di posisi 4. Spanyol yang notabene merupakan juara bertahan harus pulang lebih dulu karena kandas di babak penyisihan grup. Demikian pula Inggris dan Italia yang merupakan 2 dari 5 negara pemilik liga terbaik di dunia.
Dari sekian banyak drama yang terjadi dalam gelaran piala dunia, saya tertarik dengan pencapaian salah satu negara Afrika Utara, Aljazair.
Tergabung dalam Grup H bersama Rusia, Belgia dan Korea Selatan, ternyata Aljazair mampu keluar sebagai Runner Up Grup H dan maju ke babak berikutnya sebelum akhirnya kandas di tangan Jerman. Pencapaian Aljazair tersebut terbilang luar biasa untuk ukuran sebuah negara yang baru merdeka tahun 1962, 52 tahun yang lalu.
Saya pribadi adalah pendukung Jerman sejak awal kompetisi, namun ketika tim Jerman berhadapan dengan Aljazair, tidak bisa tidak, sebagian diri saya menginginkan agar Aljazair mampu memberikan perlawanan berarti dan tidak menjadi bulan-bulanan Jerman. Syukurlah Aljazair hanya kalah 1-2 dari Jerman.
Keberpihakan saya terhadap Aljazair selain karena kesamaan Iman Islam, juga karena negara Aljazair dan Negara Indonesia telah memiliki keterikatan sejarah sejak 1950-an sampai sekarang. Tentu kita masih ingat tentang keberhasilan Pertamina mendapatkan izin pendirian kilang minyak di negara Arab tersebut yang menjadi pencapaian luar biasa dari perusahaan "plat merah" tersebut, mengingat kilang minyak tersebut adalah kilang minyak pertama Indonesia yang berada di luar negeri. Demikian pula keberhasilan salah satu perusahaan kontraktor Indonesia memenangkan tender pembangunan jalan raya di Aljazair.
Hubungan Aljazair - Indonesia dimulai tahun 1955 ketika pemerintah Indonesia yang telah merdeka selama 10 tahun mengundang Aljazair yang saat itu sedang berjuang merebut kemerdekaan dari Prancis menjadi peserta Konferensi Asia- Afrika (KAA) di Bandung. Suatu langkah yang cukup berani dari Presiden Soekarno dan sempat mendapat kecaman luar biasa dari pemerintah Prancis. Hasilnya, 7 tahun kemudian, Aljazair memprolamirkan kemerdekaannya. Peristiwa KAA ini, sampai sekarang tercatat sebagai tonggak kebangkitan perjuangan kemerdekaan Aljazair di masa lampau di mana Indonesia menjadi salah satu aktor utamanya. Saking berkesannya peristiwa KAA tersebut, beberapa utusan Prancis yang datang ke Indonesia dalam rangka kerjasama dengan BUMN, meminta secara khusus kepada Menteri BUMN, Dahlan Iskan agar langsung mengantarkan mereka ke gedung Asia Afrika di Bandung sebelum melakukan kegiatan lainnya. Suatu permintaan yang cukup aneh sebenarnya. Sesampaianya di Gedung Asia Afrika, utusan Aljazair tersebut langsung sujud syukur di lantai gedung. Suatu contoh yang luar biasa tentang bangsa yang tak lupa dengan sejarahnya.


Refleksi:
Indondesia telah merdeka 17 tahun lebih cepat dari Aljazair dan Indonesia menjadi salah satu yang membidani kelahiran Aljazair. Namun hari ini, prestasi sepakbola Aljazair telah menembus Piala Dunia.... Indonesia bahkan tidak berkutik di lingkup Asia Tenggara ......
Perusahaan Indonesia semacam Pertamina memang telah mampu membuat kilang minyak di luar negeri, itu merupakan suatu prestasi, tapi mungkin terdapat sedikit hadiah balas jasa dari Pemerintah Aljazair ........
Aljazair merupakan bangsa yang tidak gampang melupakan sejarah ,,,,,, sangat berbeda dengan sebagian bangsa Indonesia yang bahkan lupa dengan keagungannya sendiri ......

No comments:

Post a Comment